Begini Cara Belajar Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional Untuk Pemula :
1. Tahap publikasi tanpa melihat index atau impact factor
Apa itu index? jelasnya ketika kita memiliki website atau blog maka tidak akan otomatis tulisan kita ada di mesin pencari google apabila website kita tidak terdaftar/index oleh google. Oleh karenanya banyak istilah index scopus, pubmed, elsivier, ebsco dll yang artinya masuk ke database mereka.
Impact factor sendiri merupakan sistem penilaian terhadapa suatu jurnal berdasarkan parameter tertentu seperti citasi, download dll yang dikeluarkan oleh badan tertentu. Disini banyak IF yang dikeluarkan oleh Indexcopernicus Value (ICV), SJIF, dan tentunya IF dari thomson reteurs yang valid digunakan oleh jurnal bereputasi saat ini.
Baca ini yuu : Tips Membuat Artikel Ilmiah Bagian Pendahuluan Untuk Publikasi di Jurnal Internasional Bereputasi
Ternyata caranya relatif mudah, mulai translate penelitian yang kita bimbing dan submit di Jurnal yang berasal dari India atau negara berkembang seperti Pakistan dan Afrika.
Terkadang jurnal tersebut mencantumkan korespondensi dari negara maju padahal editor atau reviewernya dari negara berkembang. Patut dicatat, tidak semua jurnal dari negara-negara tersebut adalah predator.
Ambil hikmah dari semua ini, yang terpenting adalah memulai hasil penelitian kita diterjemahkan ke bahasa Inggris dan mulai berujung paper. Terus terang, list jurnal yang telah dipublikasi dibawah ini bahasa inggrisnya masih jauh dari sempurna, bahkan ketika saya baca malu rasanya publikasi di jurnal ini. Biarlah hanya sebagai pembelajaran.
Nasrul Wathoni, Sriwidodo, M. Panji Luhur. Effect of iontophoresis and propylene glycol on the in vitro diffusion of ethyl vitamin c cream. Int. Res J Pharm. App Sci., 2012; 2(4): 31-34
Nasrul Wathoni, Aliya Nur Hasanah, Cyntia Febrianti. MEASUREMENT OF URIC ACID LEVEL IN VITRO BY REVERSE IONTOPHORESIS. Int J Pharma Sci Tech. Vol-7, Issue – 1, January – June 2012. 27-34
Nasrul Wathoni, Jessie Sofia Pamudji, Sasantitarini Darijanto, Effect of Iontophoresis and Penetration Enhancers on The In Vitro Diffusion Of A Piroxicam Gel. Int J Pharm Pharm Sci, Vol 4, Issue 4,2012; 215-218
NasrulWathoni, AlyaNurHasanah, AnandhitaUtami. Measurement of Uric Acid Level In Vivo by Reverse Iontophoresis. Int J Emerging Tech Computational App Sci., 2013; 4(3); 319-324
Dari 4 jurnal diatas, hanya 1 yang terindex scopus yaitu di juranal IJPPS. Cukup rasanya bermain-main di jurnal yang tanpa terindex scopus. Dan ada 1 jurnal yang sudah tidak ada websitenya, yakni IJPST kacau hehe
Memang dari ke-4 jurnal diatas rata-rata harus membayar 50-100 USD, tapi itu tidak seberapa dengan insentif 10 kalinya.
Baca ini yuu : Cara Mudah Membuat Poster Untuk Presentasi Seminar dengan Powerpoint
Lama-lama rekan kantor mulai mem-bully alias mengingatkan bahwa saatnya untuk meninggalkan publikasi di jurnal yang tanpa kejelasan index.
2. Mulai melirik index
Saat ini Dikti mensyaratkan jika ingin melakukan penelitian maka harus memiliki publikasi internasional yang terindex scopus. Nah, salah satu ciri bahwa jurnal ini terindex scopus adalah adanya DOI atau Digital Object Identifier.
Nasrul Wathoni and Susi Afrianti Rahayu. A survey of consumer expectation in community pharmacies in Bandung, Indonesia. J App Pharm Scie. DOI: 10.7324/JAPS.2014.40114; 2014;4(1);084-090
Nasrul Wathoni, Sriwidodo, Uray Camila Insani. Characterization and Optimization of Natural Maltodextrin-based Niosome. J App Pharm Scie. DOI: 10.7324/JAPS.2013.3712. Volume: 3, Issue: 7, July, 2013
Di jurnal ini mulai terasa peran reviewer, karena tidak langsung diterima. Muncul komentar-komentar yang harus kita respon dan perbaiki agar jurnal kita diterima.
3. Tinggalkan kebiasaan lama, mulai publikasi melirik Impact Factor
Rekan sekantor yang memang baru lulus PhD dari Jepang mengingatkan agar mulailah meningkatkan kualitas publikasinya di jurnal yang bukan hanya terindex scopus tapi PubMed atau Elsivier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar